Catat! Ini 8 Cara Mendidik Anak yang Keras Kepala Agar Patuh

cara mendidik anak yang keras kepala

Mendidik anak memang bukan perkara yang mudah. Apalagi sebagai orang tua, kamu harus paham kalau ada banyak sifat anak yang berbeda, termasuk keras kepala. Mendidik anak yang keras kepala bukanlah hal yang mudah karena bisa saja mereka menolak saat kamu ajari. Lalu, bagaimana cara mendidik anak yang keras kepala itu?

8 Cara Mendidik Anak yang Keras Kepala

Pada dasarnya, sikap keras kepala adalah bentuk saat anak menolak sesuatu yang tidak sesuai kemaudan mereka. Saat memiliki sifat ini, anak cenderung akan memiliki sensitif dan tidak bisa orang lain bujuk atau nasehati. Apabila dibiarkan, tentu ini bukanlah hal yang baik karena bisa mengarahkan anak menjadi seseorang yang egois.

Bacaan Lainnya

Agar buah hati patuh dan bisa mendengarkan ajaranmu dengan baik, inilah beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

1. Dengarkan Pendapatnya

cara mendidik anak yang keras kepala
(Sumber gambar: cdn.parenting.com)

Cara paling efektif untuk bisa berurusan dengan orang yang keras kepala adalah dengan berkomunikasi. Untuk itu, saat anak menunjukkan sifat yang keras hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah mendengarkannya terlebih dahulu. Selain itu, perlu kamu ingat bahwa komunikasi akan selalu berjalan dua arah. Kalau kamu ingin anak mendengarkan nasehatmu, maka dengarkan juga pendapatnya.

Jangan langsung bersikap keras dan melarang si kecil untuk melakukan suatu hal. Karena justru hal ini akan membuatnya memberontak dan semakin tidak mau mendengarkanmu. Ajak ia bicara dan coba dengarkan dulu kemauan dan pendapatnya. Kemudian barulah sebagai orang tua berikan nasihat yang baik dan berkompromi dengan kemauan anak.

2. Berikan Opsi untuk Anak

Cara mendidik anak yang keras kepala selanjutnya adalah dengan memberinya pilihan. Hal ini bertujuan untuk mengkompromikan kemauan mereka dengan hal yang menurutmu baik. Misalnya, waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang dan kamu menyuruh si kecil untuk tidur siang. Sayangnya si kecil langsung menolak karena ingin bermain.

Kalau kamu langsung memarahinya karena bermain, maka ia memang bisa saja untuk tidur. Tapi dalam jangka panjang, ia akan merasa kalau tidak memiliki pilihan apapun dan berujung ke sifat keras kepala yang jauh lebih besar lagi nantinya. Untuk itu, berikan opsi kalau anak mau tidur siang, maka ia bisa mendapatkan snack saat bangun nanti atau sebelum tidur ia bisa membaca buku cerita yang ia sukai.

Dengan pilihan seperti ini, anak akan merasa mendapatkan pilihan meskipun tidak sesuai dengan kemauannya. Ia pun akan sadar kalau apa yang ia inginkan tidak akan bisa selalu terwujud seperti itu.

3. Hadapi dengan Tenang dan Jangan Emosi

Memang sangat wajar kalau sebagai orang tua kamu bisa juga kelepasan dan berujung emosi saat menghadapi anak. Tapi ingat, itu bukanlah hal yang baik karena bisa berdampak pada mental mereka. Selalu ingat kalau kunci agar anak bisa patuh dan tidak keras kepala adalah dengan bersikap tenang dan sabar.

Karena jika kamu membentak dan marah kepada mereka, justru mereka akan semakin melawan. Keadaan antara anak dan orang tua pun jadi semakin buruk. Untuk itu, selalu pastikan kamu tenang dan sabar saat akan memberikan nasehat kepada mereka.

Kalau tidak mudah, kamu bisa melatih kesabaran dan ketenangan dengan banyak cara. Misalnya dengan melakukan olahraga, meditasi, mendengarkan musik, dan lain sebagainya. Terdengar sepele, tapi efeknya sangat besar untuk hubungan orang tua dan anak yang penuh kasih sayang dan harmonis.

4. Sesekali Biar Dia Merasakan Konsekuensinya

Cara mendidik anak yang keras kepala satu ini mungkin terdengar sedikit jahat. Tapi, perlu kamu tau kalau tidak salah untuk sesekali membiarkan anak merasakan konsekuensi dari apa yang ia lakukan. Tujuannya supaya ia belajar dari pengalaman dan akhirnya memahami apa yang kamu nasehatkan.

Misalnya, kamu melarang anak untuk naik ke atas kursi karena bisa jatuh. Tapi, anak tetap bersikeras untuk naik ke atas kursi dan marah jika keinginannya tidak kamu bolehkan. Sesekali cobalah biarkan anak naik ke kursi dan lihat bagaimana hasilnya.

Saat anak jatuh, barulah beri tau bahwa ini adalah konsekuensi dari perilakunya. Kamu sudah memberi tahu sebelumnya tapi ia tidak mendengarkan. Padahal, hal itu demi kebaikannya sendiri dan agar ia tidak jatuh. Setelah merasakan sendiri kalau memang naik ke kursi yang tinggi itu bisa membuatnya jatuh, maka baru ia bisa menyadari kalau apa yang orang tuanya sampaikan adalah hal yang baik.

5. Diskusi dan Kerjasama adalah Hal yang Penting

cara mendidik anak yang keras kepala
(Sumber gambar: hellosehat.com)

Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua, maka kamu harus bisa bekerjasama dan berdiskusi dengan mereka. Daripada langsung selalu menyuruh anak melakukan suatu hal, libatkan mereka dalam kegiatan yang akan kamu lakukan. Hal ini sangat penting agar kamu juga bisa menjadi teman untuk si kecil dan mereka bisa merasa nyaman disekitarmu.

Selain itu, diskusi juga akan membuat hubungan komunikasimu dan si kecil menjadi lebih sehat. Memang benar kalau kamu adalah orang tuanya. Tapi, bukan berarti segala keputusan mutlak di tanganmu tanpa membuka ruang diskusi bagi anak.

Ingat, kamu juga manusia yang kadangkala juga harus belajar dan memahami apa keinginan anak. Dengan begitu, sifat keras kepalanya bisa lebih terkendalikan karena komunikasi antar keluarga sehat.

6. Pahami Cara Berpikirnya

Banyak orang tua yang sering lupa kalau anak juga memiliki sudut pandang dan cara berpikirnya tersendiri. Meski pun ia masih kecil, tapi kecenderungan berpikir itu pasti sudah ada secara alami. Tugas kamu sebagai orang tua adalah memahaminya dengan baik agar kamu bisa mengerti apa keinginan mereka. Darisinilah perilaku dan sifat keras kepala anak bisa kamu didik dengan baik.

Misalnya, suatu hari anak pulang dari sekolah dan berujar tidak mau mengerjakan PR. Jika hal ini terjadi, jangan langsung membentak atau memarahinya karena perilaku seperti itu justru semakin membuatnya takut dan enggan menceritakan apa yang mereka alami. Sebaliknya, cobalah tanyakan dan pahami apa yang ia keluhkan dan rasakan.

Dari sini kamu bisa tau kalau perilaku tidak mau mengerjakan PR disebabkan oleh suatu alasan. Misalnya karena ia merasa kesulitan tentang suatu pelajaran sehingga ia sangat tidak suka dengan PR tersebut dan lain sebagainya. Dengan cara ini, sifat keras kepala si kecil bisa kamu didik dengan lebih baik.

7. Ajari dan Berikan Contoh Berperilaku yang Baik

Cara mendidik anak yang keras kepala lainnya adalah dengan mengajari dan memberinya contoh langsung. Anak adalah peniru dan pecontoh yang handal dari orang tua mereka. Atas dasar inilah kamu juga harus bisa memberikan contoh sikap dan perilaku yang baik agar mereka juga bisa melihat sendiri bagaimana keras kepala bukanlah hal baik.

Misalnya ketika kamu sedang berdiskusi dengan orang lain, maka jangan selalu mengedepankan argumenmu dan tidak membuka kesempatan diskusi sama sekali. Itu memang terkesan sepele, tapi dari sini anak bisa mencontoh sikap tersebut padahal itu adalah sifat keras kepala yang tidak baik.

8. Berikan Apresiasi Kepada Anak

Apresiasi berupa pujian atau hadiah memang terkesan sederhana dan juga sepele. Tapi, perlu kamu pahami kalau perilaku tersebut sangat berdampak besar untuk anak. Misalnya saat ia menuruti nasehatmu dan bisa bersikap baik, maka berikan kalimat pujian seperti “adek pinter deh”, “baik banget dek.. kerja bagus”, “kerja bagus kak! teruskan ya”.

Apresiasi lainnya bisa kamu berikan dalam bentuk hadiah misalnya memberikan mainan yang ia suka karena sudah berhasil mengerjakan sesuatu. Dengan kalimat pujian dan apresiasi seperti itu, anak akan merasa keberadaannya dihargai dan apa yang ia lakukan adalah hal yang baik. Dari sini ia akan memiliki kesadaran untuk senantiasa bersikap baik seperti itu.

Itulah 8 cara mendidik anak yang keras kepala yang bisa kamu ikuti. Pada dasarnya, mendidik anak bukanlah hal mudah dan memang harus kamu lakukan dengan banyak kesabaran dan juga kasih sayang. Jangan menjadi orang tua yang keras kepala untuk menghadapi anak yang keras kepala agar situasi tidak semakin buruk. Selain itu, bukalah komunikasi seluas mungkin agar hubungan keluarga senantiasa erat dan penuh kasih.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *